Balutan Dosa dan Gelap
“ Belasan tahun lalu, tanganku telah melukai banyak orang, keluarga, sahabat dan orang yamg kucintai. Kala itu hati ini terasa terbuat dari besi, tidak mengenal sakit, hanya bisa melukai, tanpa berpikir seberapa sakit orang-orang yang telah ku lukai, hatinya, fisiknya, bahkan batinnya pun terasa panas bila aku mendekat . Begitu juga banyak cinta yang telah aku buang dan kujual demi gemerlap dunia malam .”
Aku terlahir di sebuah gang gelap penuh tikus, sampah beraroma busuk yang sudah menjadi parfumku sehari-hari, lingkungan yang di dalamnya hanya ada orang-orang sadis, penuh amarah, tanpa belas kasihan, termasuk ayah dan ibuku, ayahku seorang bandar kelas berat di bantu ibuku yang sehari-hari terus memukuliku, hingga menuntunku memasuki dunia yang membuat akal sehat, pikiranku, sedikit demi sedikit menjadi orang yang tanpa belas kasihan.
Berjalan menyusuri tempat kelahiranku dengan diikuti banyak bayangan-bayangan yang serupa denganku, mereka yang memanggil diriku “BOSS!!”, menggila bila kuberikan perintah, diam bila ku sebutkan. Mulai memberikan mimpi buruk pada tiap orang, seakan-akan bila aku datang, batin mereka pun terasa tersiksa melebihi apa pun, semua telah aku lakukan, membunuh, memperkosa, menindas, merampok, tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu.
Masa-masa jayaku pun mulai terlihat, begitu juga masa keterpurukanku pun mulai lebih terlihat jelas, Jauh sebelum hari ini, tanganku telah melukai banyak orang, keluarga, sahabat dan orang yamg kucintai. Kala itu hati ini terasa terbuat dari besi, tidak mengenal sakit, hanya bisa melukai, tanpa berpikir seberapa sakit orang-orang yang telah ku lukai, hatinya, fisiknya, bahkan batinnya pun terasa panas bila aku mendekat . Begitu juga banyak cinta yang telah aku buang dan kujual demi gemerlap dunia malam .
Saat ini semua hal yang pernah kulakukan, menjadi suatu tekanan, rasa berdosa semakin hari semakin berat menindih kepalaku, batin ini jauh lebih sakit dari mereka yang telah kulukai di masa lalu. Hingga wajah ini pun enggan ku perlihatkan. Kututup tangan penuh dosa ini, kututup muka yang di kenal orang banyak sebagai penyiksa, pemerkosa, pembunuh. Jauh dari keramaian saat ini, sendiri menyesali apa yang telah ku perbuat di masa lalu, alcohol pun tak sanggup membantuku tidur, duduk di temani rokok yang terus tersambung menuju kematianku nanti. Dan hanya bisa duduk sendiri, terus menerus dilengakpi rasa malu akan apa yang ku perbuat.
Berjalan menyusuri tempat kelahiranku dengan diikuti banyak bayangan-bayangan yang serupa denganku, mereka yang memanggil diriku “BOSS!!”, menggila bila kuberikan perintah, diam bila ku sebutkan. Mulai memberikan mimpi buruk pada tiap orang, seakan-akan bila aku datang, batin mereka pun terasa tersiksa melebihi apa pun, semua telah aku lakukan, membunuh, memperkosa, menindas, merampok, tidak ada yang lebih menyenangkan dari itu.
Masa-masa jayaku pun mulai terlihat, begitu juga masa keterpurukanku pun mulai lebih terlihat jelas, Jauh sebelum hari ini, tanganku telah melukai banyak orang, keluarga, sahabat dan orang yamg kucintai. Kala itu hati ini terasa terbuat dari besi, tidak mengenal sakit, hanya bisa melukai, tanpa berpikir seberapa sakit orang-orang yang telah ku lukai, hatinya, fisiknya, bahkan batinnya pun terasa panas bila aku mendekat . Begitu juga banyak cinta yang telah aku buang dan kujual demi gemerlap dunia malam .
Saat ini semua hal yang pernah kulakukan, menjadi suatu tekanan, rasa berdosa semakin hari semakin berat menindih kepalaku, batin ini jauh lebih sakit dari mereka yang telah kulukai di masa lalu. Hingga wajah ini pun enggan ku perlihatkan. Kututup tangan penuh dosa ini, kututup muka yang di kenal orang banyak sebagai penyiksa, pemerkosa, pembunuh. Jauh dari keramaian saat ini, sendiri menyesali apa yang telah ku perbuat di masa lalu, alcohol pun tak sanggup membantuku tidur, duduk di temani rokok yang terus tersambung menuju kematianku nanti. Dan hanya bisa duduk sendiri, terus menerus dilengakpi rasa malu akan apa yang ku perbuat.
Text by : Andika Jaded Pratama.
CP_1

CP_2

CP_3

CP_4

CP_5

CP_6

CP_7

CP_8

CP_9

CP_10

CP_11

CP_12

CP_13

CP_14

CS_15

for more photos :
http://www.balijadedphotography.com
No comments:
Post a Comment