Pura Tirta Empul
Adalah salah satu peninggalan sejarah yang sering di kunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Berlokasi di Desa Tampak Siring, tepat berdampingan dengan Istana Kepresidenan yaitu Istana Tampak Siring.
Menurut legenda di ceritakan pada zaman pemerintahan Mayadenawa, pemerintah yang berlangsung dengan cara sewenang-wenang tanpa memikirkan nasib rakyat . Disisi lain para Dewa terus memperhatikan cara kepemerintahan Mayadenawa yang semakin tidak terkendali sehingga hal itu mengakibatkan para Dewa menjadi murka dan sepakat untuk menghentikannya. Di utuslah Bhatara Indra turun kebumi untuk mengakhiri kepemerintahan Mayadenawa. Pertempuran pun terjadi, pasukan Mayadenawa kewalahan menghadapi kekuatan Bhatara Indra, Pasukan Mayadenawa sedikit demi sedikit berguguran dalam perang, tanpa sisa, pada akhirnya Mayadenawa melarikan diri. Dalam pelariaannya Mayadenawa, berjalan dengan cara memiringkan kakinya agar tanah yang dipijak tidak bergetar dan diketahui oleh Bhatara Indra. Dari cerita tersebut di tempat Mayadenawa memiringkan kakinya, terbentuk sebuah desa yang bernama Tampaksiring. Mayadenawa merasa lelah, putus asa, dan kewalahan mengahapi pasukan Bhatara Indra, Mayadenawa memikirkan sebuah cara untuk mengalahkan Pasukan tersebut dengan membuat air racun. Tanpa di sadari oleh pasukan Bhtara Indra air racun tersebut diminum oleh semua pasukan Bhatara Indra, sehingga semua pasukan Bhatara Indra menjadi lemas. Bhatara Indra akhirnya mengetahui siasat tersebut, kemudian mengambil sebuah bendera berwarna kuning dan menancapkannya ke tanah, sehingga tersemburlah air bening yang mengepul, sehingga tempat tersebut bernama Tirta Empul ( Pura Tirta Empul ) .
Masyarakat Hindu di Bali memiliki kepercayaan, bahwa tirta atau air yang disucikan dapat membersihkan jiwa raga dari segala kotoran dan memberikan kesembuhan. Masyarakat Bali menyebut proses tersebut sebagai pengeleburan, Baik secara sekala dan niskala. Tirta Empul juga menjadi salah satu tirta yang amat penting sebagai sarana pada tiap upacara-upacara kegamaan Hindu di Bali.
Adalah salah satu peninggalan sejarah yang sering di kunjungi oleh wisatawan asing maupun lokal. Berlokasi di Desa Tampak Siring, tepat berdampingan dengan Istana Kepresidenan yaitu Istana Tampak Siring.
Menurut legenda di ceritakan pada zaman pemerintahan Mayadenawa, pemerintah yang berlangsung dengan cara sewenang-wenang tanpa memikirkan nasib rakyat . Disisi lain para Dewa terus memperhatikan cara kepemerintahan Mayadenawa yang semakin tidak terkendali sehingga hal itu mengakibatkan para Dewa menjadi murka dan sepakat untuk menghentikannya. Di utuslah Bhatara Indra turun kebumi untuk mengakhiri kepemerintahan Mayadenawa. Pertempuran pun terjadi, pasukan Mayadenawa kewalahan menghadapi kekuatan Bhatara Indra, Pasukan Mayadenawa sedikit demi sedikit berguguran dalam perang, tanpa sisa, pada akhirnya Mayadenawa melarikan diri. Dalam pelariaannya Mayadenawa, berjalan dengan cara memiringkan kakinya agar tanah yang dipijak tidak bergetar dan diketahui oleh Bhatara Indra. Dari cerita tersebut di tempat Mayadenawa memiringkan kakinya, terbentuk sebuah desa yang bernama Tampaksiring. Mayadenawa merasa lelah, putus asa, dan kewalahan mengahapi pasukan Bhatara Indra, Mayadenawa memikirkan sebuah cara untuk mengalahkan Pasukan tersebut dengan membuat air racun. Tanpa di sadari oleh pasukan Bhtara Indra air racun tersebut diminum oleh semua pasukan Bhatara Indra, sehingga semua pasukan Bhatara Indra menjadi lemas. Bhatara Indra akhirnya mengetahui siasat tersebut, kemudian mengambil sebuah bendera berwarna kuning dan menancapkannya ke tanah, sehingga tersemburlah air bening yang mengepul, sehingga tempat tersebut bernama Tirta Empul ( Pura Tirta Empul ) .
Masyarakat Hindu di Bali memiliki kepercayaan, bahwa tirta atau air yang disucikan dapat membersihkan jiwa raga dari segala kotoran dan memberikan kesembuhan. Masyarakat Bali menyebut proses tersebut sebagai pengeleburan, Baik secara sekala dan niskala. Tirta Empul juga menjadi salah satu tirta yang amat penting sebagai sarana pada tiap upacara-upacara kegamaan Hindu di Bali.
Melukat ( Self Cleaning )
Suasana Pembersiahan diri umat Hindu ( Melukat / Self Cleaning ) di Tirta Empul, Tampak Siring, Gianyar - Bali.
see more photo's :
http://www.balijadedphotography.com\
No comments:
Post a Comment